Senin, 27 Juli 2020

Bani Israil yang Ingkar

Bani Israil adalah kaum yang menyaksikan langsung mukjizat yang diberikan Allah Ta'ala kepada Musa Alaihissalam (AS). Bukan sekadar satu mukjizat saja, tapi berkali-kali mukjizat. 

Mereka melihat tongkat yang berubah menjadi ular, tangan Nabi Musa AS yang mengeluarkan cahaya, darah yang diminum rakyat Mesir dari Sungai Nil, banjir besar, belalang, kutu, katak, dan mukjizat-mukjizat lainnya.

Bahkan, mereka juga menyaksikan sendiri mukjizat luar biasa yang telah menyelamatkan nyawa mereka dari kejaran pasukan Fir'aun. Laut Merah di depan mereka tiba-tiba terbelah setelah dipukul oleh Nabi Musa AS dengan tongkatnya atas perintah Allah Ta'ala. Ini benar-benar bukti nyata tentang ke-Maha Kuasaan-Nya.

Fir'aun saja, ketika menyadari bakal tenggelam di Laut Merah, langsung berteriak, "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercaya Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri)," (Yunus [10]: 90). Sayangnya teriakan itu sudah tak ada gunanya lagi. Ia mati dalam keadaan durhaka kepada Allah Ta'ala.

Sedangkan para penyihir Fir'aun, setelah melihat satu mukjizat saja, yakni ular yang berasal dari tongkat Musa AS melahap habis semua ular bikinan mereka, langsung bersujud kepada Allah Ta'ala dan menyesali kekeliruan mereka.

Lalu, bagaimana dengan Bani Israil setelah diselamatkan oleh Allah Ta'ala dan berkali-kali melihat langsung ke-Maha Besaran-Nya? Rupanya hati mereka telah busuk. Mereka tak mengenal Allah Ta'ala dengan sebenar-benarnya. Jiwa mereka rusak. Mereka mengkhianati Musa AS dengan menyembah patung anak sapi.

Allah Ta'ala melukiskan kebusukan kaum Yahudi ini dalam firman-Nya: Dan Kami selamatkan Bani Israil menyeberangi lautan itu (Bagian utara dari Laut Merah). Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata, Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapaa Tuhan (berhala).  (Musa) menjawab, Sungguh kamu orang-orang yang bodoh.  (Al Araf [7]: 138)

Allah Ta'ala juga mengingatkan, "Dan (ingatlah wahai Bani Israil) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang menyiksa kamu dengan siksaan yang sangat berat. Mereka membunuh anak-anak laki-lakimu, dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu. (Al Araf [7]: 141)

Kesombongan Bani Israil juga ditunjukkan dari sikap mereka menolak seruan Musa AS untuk memasuki Palestina. Ini juga diceritakan oleh Allah Ta'ala dalam al-Qur'an surat al-Maidah [5] ayat 21-24

Wahai kaumku! kata Musa AS. "Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi."

Bani Israil menjawab, "Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-oraang yang sangat kuat dan kejam. Kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk."

Bahkan dengan sombongnya kaum Yahudi itu berkata, "..pergilah engkau (Musa) bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja."

Sungguh luar biasa sombongnya bangsa Yahudi ini. Padahal, belum lama mereka menyaksikan kehabatan mukjizat.

Dari fakta sejarah ini pahamlah kita bahwa nikmat iman dan nikmat hidayah itu amat mahal harganya. Ia menjadi hak Allah Ta'ala. Dia memberikannya kepada orang-orang yang Dia kehendaki, dan Dia menutup hati orang-orang yang Dia kehendaki. Bukti sedahsyat apa pun tak akan berguna buat seseorang bila Allah Ta'ala telah menutup pintu hidayah dari orang itu, sebagimana Bani Israil. 

Karena itu sekali lagi -- perbanyaklah berdoa agar Allah Ta'ala meneguhkan hati kita kepada Islam dan tidak mencabut nikmat itu hingga ajal menjemput kita.

Wallahu alam. ***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat