Kamis, 15 Agustus 2019

MUI Ajak Ramaikan Internet dengan Konten Dakwah

Era internet sekarang ini, teknologi telah banyak menggantikan peran manusia. Dampaknya, kata Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, Masduki Baidowi, manusia akan semakin banyak yang menganggur. Pekerjaan-pekerjaan manusia akan digantikan oleh "mesin".

"Namun kita tak bisa mengelak dari fenomena ini. Sebab, manusia merasa lebih nyaman dibantu oleh teknologi ketimbang dibantu oleh manusia yang lain," jelas Masduki dalam acara Diskusi Publik di Gedung MUI Pusat, Jakarta, bertajuk "Teknologi Informasi untuk Peningkatan Kualitas Ibadah dan Dakwah di Era Digital" Selasa siang (13/8).

Di beberapa negara maju, jelas Masduki, sarjana hukum sudah tidak laku lagi. Sebab, kemampuan mereka memberikan layanan konsultasi hukum kalah dengan komputer. Masyarakat merasa lebih cepat dan praktis mencari informasi soal hukum lewat internet. 

Bahkan, kata Masduki lagi, saat ini komputer sudah mampu mengalahkan manusia dalam hal berpikir. Buktinya, komputer mampu mengalahkan juara catur dunia dalam pertandingan catur.

Karena itulah Masduki mengajak peserta diskusi yang terdiri dari utusan ormas-ormas Islam untuk ikut meramaikan internet dengan konten-konten dakwah. Apalagi saat ini sebanyak 150 juta dari sekitar 262 juta penduduk Indonesia sudah terakses internet. Itu artinya sudah lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia melek internet.

Yang menarik, sebagian besar dari jumlah 150 juta tersebut adalah kalangan milenial. Kalangan ini memiliki karakter yang berbeda dengan orang-orang tua. Mereka tak suka bacaan yang serius atau kalimat-kalimat yang panjang. Mereka lebih suka sesuatu yang praktis, seperti gambar atau diagram.

Para pegiat dunia internet ini, utamanya kaum milenial, adalah lahan dakwah paling besar. Sayangnya konten negatif lebih banyak dibuka oleh mereka dibanding konten positif. Salah satu penyebabnya, kata Masduki, karena produksi konten positif kalah banyak dibanding konten negatif.

Karena itu, jelas Masduki lagi, MUI menghimbau agar kaum Muslim mau ikut berperan meramaikan internet dengan konten dakwah. MUI sendiri bahkan telah membentuk Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman bila ada yang ingin memeriksakan produk digitalnya.

Salah satu produk buku dan konten berbasis internet yang sudah ditashih oleh MUI adalah Tuntunan Shalat Berbasis Aplikasi Augmented Reality yang diluncurkan di sela-sela acara diskusi publik Selasa siang itu.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat