Titus, yang belum pernah berkunjung ke Yerusalem, merasa terkejut. Kota yang dikelilingi tembok tinggi berlapis ini ternyata mempesona. Putra Kaisar Romawi, Vespasianus, ini memandang Yerusalem dari atas Bukit Scopus (Mount Scopus) yang terletak di sebelah timur Kota Tua Yerusalem. Ia tertegun.
Namun, kedatangan Titus bersama 60 ribu pasukan Romawi bersenjata lengkap ke Yerusalem pada 14 April 70 M tersebut bukan untuk berlibur. Mereka mendapat tugas dari Sang Kaisar, ayah dari Titus, untuk menaklukkan Yerusalem.
Hari itu, Kota Yerusalem lebih ramai dibanding biasanya. Peringatan Paskah Yahudi tak lama lagi akan dilangsungkan. Para peziarah Yahudi sudah mulai memadati kota. Saat itulah Titus dan pasukannya datang, mengamati kota tersebut dari atas Bukit Scopus.
Bagi Titus, bukan perkara mudah menaklukkan Yerusalem. Sebab, pertahanan Yerusalem sangat kuat. Menurut catatan sejarawan Yahudi-Romawi, Flavius Yosefus, kota itu dikelilingi tiga lapis tembok. Pertama, lapisan paling dalam sekaligus paling kuno atau paling awal dibangun. Lampisan kedua mengelililingi area baru di bagian utara kota. Ketiga, berdiri di bagian terluar kota, dibangun pada zaman Raja Herodes Agrippa I (41-44 Masehi),
Tembok ini sebenarnya sudah dibangun sejak masa Nabi Daud, atau abad ke-10 SM. Hanya saja, kala itu, masih sederhana, mengelilingi Kota Daud yang terletak di sebelah selatan Yerusalem sekarang. Kemudian Nabi Sulaiman, putra Nabi Daud, memperluas kota tersebut sekaligus memperkuat pertahanannya dengan membangun tembok yang lebih besar.
Pada abad ke-8 SM, Raja Hizkia, penguasa kerajaan Yehuda, membangun Tembok Lebar (The Broad Wall) di bagian barat Yerusalem. Tujuannya untuk melindungi Yerusalem dari serangan Asyur. Terakhir, sebelum masa Titus, Kaisar Herodes Agung, yang menguasai Yerusalem pada abad ke-1 SM, memperkuat tembok-tembok kota dengan menara-menara penjagaan.
Sambil memandang ke arah kota al-Quds di atas Bukit Scopus, Titus berpikir bagaimana cara menaklukkan kota itu? Tembok-tembok itu terlalu tinggi dan berlapis-lapis. Ia lalu memerintahkan pasukannya untuk membangun tanggul dan mempersiapkan mesin pelontar batu untuk menghantam tembok.
Pada April hingga Mei tahun 70 M, menurut catatan Yosefus, Romawi mulai melancarkan serangan. Serangan bertubi-tubi tersebut hanya bisa menembus tembok ketiga. Pada bulan Juni, Romawi kembali melancarkan serangan hebat. Serangan ini dibalas oleh pasukan Yahudi dengan perlawanan sengit. Tentara Romawi hanya bisa menembus tembok kedua.
Meskipun dua lapis tembok sudah bisa dibobol, namun pasukan Romawi menderita banyak kerugian akibat perang yang berlangsung lama. Beberapa mesin perang Romawi berhasil dibakar oleh tentara Yahudi. Titus akhirnya berpikir ulang untuk kembali melakukan serangan besar-besaran guna membobol tembok pertama. Ia mengubah taktik serangan.
Kali ini Titus memerintahkan pasukannya membangun tembok pengepung (circumvallation) mengelilingi seluruh Yerusalem (panjang ±7 km). Tujuannya agar tidak ada warga Yahudi yang bisa keluar dari benteng dan kabur, atau sebaliknya, tak ada juga yang bisa masuk. Cara ini otomatis memutus jalur pasokan makanan ke dalam kota.
Taktik ini rupanya berhasil. Tentara Yahudi bersama warga yang tinggal di dalam tembok mengalami kelaparan hebat. Mereka terkurung di dalam kota tanpa bisa berbuat apa-apa. Ketika tentara dan warga Yahudi sudah lemah, pada bulan Agustus, tentara Romawi baru melancarkan serangan kembali. Kali ini, mereka tak menemukan halangan untuk menembus tembok pertama, bahkan membakar Haikal Sulaiman yang sempat dibangun kembali pada masa Raja Darius, tempat yang paling dianggap suci oleh kaum Yahudi.
Tanggal 8 September 70 M, seluruh Yerusalem jatuh ke tangan Romawi. Setelah sebagian besar tembok runtuh, dan kota Yerusalem rata dengan tanah, Romawi tak pernah membangunnya kembali. Titus hanya membiarkan sebagian kecil dari tembok tersebut tetap berdiri. Yakni, tembok di sisi barat yang kemudian dikenal dengan Tembok Ratapan (Western Wall), bukan untuk menghormati, melainkan sekadar penanda bahwa kota itu telah mereka taklukkan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat