Laman

Selasa, 20 September 2022

Dunia Maya Butuh Mujahid Digital

Sejatinya, ketika kebenaran itu datang, maka kebathilan akan lenyap. Hal itu difirmankan oleh Allah Ta'ala dalam surat Al-Isra [17] ayat 81. 

وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبٰطِلُ  ۚ إِنَّ الْبٰطِلَ كَانَ زَهُوقًا

"Dan katakanlah, Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap."


Tapi mengapa di dunia digital, konten-konten hoaks, fitnah, dan adu domba justru lebih digandrungi ketimbang konten-konten Islami?

Menarik penjelasan Pak Ismail Fahmi, wakil ketua komisi Infokom MUI, dalam acara Kongres Mujahid Digital yang digelar MUI pada 15 September lalu. Kata beliau, motif para pembuat informasi hoaks dan fitnah adalah ekonomi. Artinya, ini persoalan "dapur yang ingin ngebul".

Karena itu, mereka serius menggarapnya. Keseriusan itulah yang melahirkan kreativitas, bahkan sampai kebablasan. Apa pun akan mereka lakukan demi mendapatkan keuntungan yang banyak.

Untuk menandingi mereka, para pendakwah digital juga harus memiliki keseriusan serupa, bahkan lebih. Para juru dakwah digital harus bersungguh-sungguh jika tak ingin kalah. 

Tanpa mujahadah, atau kesungguh-sungguhan, maka kebathilan di dunia maya tak akan bisa lenyap. Karena itu dunia maya perlu Mujahid Digital. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat