Laman

Jumat, 08 Juli 2022

Ketika Waktu Puasa Arafah Berbeda, Kita Memilih yang Mana?

Iduladha di Indonesia tahun 2022 ini terjadi perbedaan waktu. Sebagian kaum Muslim memilih iduladha pada hari Sabtu (9/7), sedang sebagian yang lain pada hari Ahad (10/7).

Matahari terbit di Mina saat musim haji tahun 2017

Perbedaan ini menyebabkan berbeda pula hari berpuasa Arafah. Ada yang hari Jumat, ada pula yang hari Sabtu. Perbedaan waktu puasa Arafah ini menyebabkan kaum Muslim harus memilih salah satu. 

Lantas bagaimana sebaiknya? Yang mana yang harus dipilih? Apakah kaum Muslim di Indonesia sebaiknya mengikuti rukyat negeri kita sendiri, atau berpuasa mengikuti  rukyat di haramain (dua tanah suci)?”

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya soal ini. Menurut beliau, munculnya perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan di kalangan ahli ilmu dalam menyikapi apakah hilal cukup untuk seluruh dunia atau berbeda sesuai perbedaan munculnya hilal di berbagai negara. 

Namun yang benar, menurut Syekh Ibnu Utsaimin, hilal berbeda sesuai perbedaan munculnya hilal di berbagai negara. Karena itu, ada kemungkinan hari Arafah di Makkah justru hari Raya Iduladha di tempat lain sehingga tak boleh bagi mereka berpuasa. Begitu juga sebaliknya.

Hal ini, menurut Syekh Ibnu Utsaimin, didasarkan atas sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Berpuasalah (kalian) karena melihatnya, dan berbukalah (kalian) karena melihatnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Jadi, bagi mereka yang tidak tampak hilal di negerinya, maka mereka tidak dipandang melihatnya. Hal ini sebagaimana manusia sepakat terkait terbit fajar dan tenggelamnya matahari bahwa masing-masing negara berbeda-beda. Demikian pula penanggalan bulan juga berbeda-beda sebagaimana waktu harian. 

Wallahu a'lam. ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat